Apa itu karakter ?
Karakter lebih dari hanya sekedar perkataan. Karakter menentukan siapa kita. Siapapun kita akan
menentukan apa yang kita lihat. Apa yang kita lihat akan menentukan apa
yang akan kita perbuat. Itulah mengapa karakter seseorang tidak bisa
dipisahkan dari perbuatannya. Sebuah pohon akan dilihat dari buahnya.
Karakter itu lebih dekat dengan watak atau tingkah laku atau sifat seseorang. Menghidupkan karakter, merupakan usaha yang tidak mudah. Ibaratnya seorang tukang periuk membuat periuknya menjadi lebih indah., yaitu dari segumpal tanah liat diolah menjadi periuk yang sangat indah. Kata indah merupakan keterangan sifat. Membutuhkan waktu yang tidak secara instan langsung jadi.
Sebagai contoh, menghidupkan karakter anak; jika karakter anak tersebut sudah memiliki dasar-dasar bibit suka berbohong atau suka merusak atau bersifat destruktif, maka sangat sulit jika diubah dengan kata-kata, kebanyakan lebih mudah diselesaikan dengan hadiah atau imbalan atau tips. Nah, membangun dengan cara ini sangatlah merusak kehidupan karakter anak akibat pemberian tips, dari yang sudah rusak bersifat destruktif berkembang menjadi penuntut dan lebih parah lagi menjadi khawatir dengan dirinya selanjutnya lahir dengan sifat ketergantungan dan bermuara pada iri hati yang melukai jiwanya sendiri. Maka lahirlah anak-anak kegelapan yang disebut anak-anak penuntut, Destruktif, Koruptus, dan Pemalsuan. Tak ada kejujuran dan merasa bersalah. karena menganggap diri benar. Anak-anak yang demikian akan menghancurkan negara. Siapa yang dipersalahkan? Nah siapa yang menabur...dia sendiri yang akan menuainya.
Para pendidik harus lebih jeli dan berhati-hati akan hal ini. Sebaiknya jangan diiming-imingi tetapi diberi pemahaman sebab akibat yang akan ditimbulkannya dan diselipi nilai-nilai moral dan agama. Hukuman tegas namun adil akan memberikan pemahaman kepadanya bahwa yang salah akan dihukum sesuai dengan perbuatannya. Hukumannya tentu hukuman yang mendidik dan terkait dengan hukum yang ada di negara kita. Biasanya tidakan destruktif akan dihukum dengan skorsing dan denda. Denda yang dimaksud bisa dalam bentuk materi atau nilai afektif. Materi, bisa memberikan sumbangan kepada orang-orang cacat yang membutuhkan dana, dari nilai afektif A dikurangi menjadi nilai D. Kemudian diberi pemahaman, jika mendapat nilai D diraport, maka orang akan menganggap sebagai anak yang tidak beres kelakuannya. hal ini akan mempersulit hidupnya dimasa depan.
Saya sebagai pengajar mata pelajaran TIK, harus membangun karakterbangsa kepada anak-anak didik. namun yang paling penting adalah diri sendiri harus dibenahi, kemudian anak-anak didik. Jika diris endiri tidak beres, maka anak-anak didiknya pun menjadi tidak beres juga.
Semoga anak didik kita menjadi anak-anak yang memiliki karakter yang lebih baik dan benar. Tuhan Memberkati.
Banjarmasin, 26 September 2011
Penulis
Nwn
kelvin-cinta-basket.blogspot.com
BalasHapuspak ni alamat saya erik fernando X1 IS 1, erik.donbosco.blogspot.com
BalasHapuspak ini tugas saya arie-sutrisno.blogpsot.com
BalasHapusXI IS 1
pak ini blog saya felix-fernandes.blogspot.com
BalasHapuskls X1 IPA 2
felix-fernandes.blogspot.com
BalasHapusfelix fernando X1 IPA 2