header_ku

Selasa, 13 Oktober 2020

Bahan Persiapan Tugas dan Penilaian Harian 3 Kelas X

 Pengolahan Makanan Awetan Hewani dan Nabati

Pengolahan makanan agar makanan tetap awet namun mengawetkannya menggunakan bahan alami memerlukan analisis perhitungan biaya.

Perhitungan biaya untuk pengolahan bahan makanan memerlukan pengelompokkan biaya. Biaya-biaya yang dikelompokkan terdiri dari dua kelompok, yaitu komponen Biaya Tetap (BT) dan komponen Biaya Tidak Tetap (BTT).

Berikut ini, berdasarkan dua komponen biaya tersebut dapat dihitung langkah-langkah penentuan biaya produksi sampai dengan keuntungan dan titik impas atau Break Evend Point (BEP).


















































JP (jumlah Produksi) Tentukan sendiri berapa jumlahnya.




Senin, 12 Oktober 2020

Materi Persiapan Penugasan dan Penilaian Harian 3 Kelas XI

PERHITUNGAN BIAYA PENGOLAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI KHAS DAERAH

Menghitung biaya produksi pengolahan makanan, diperlukan tahapan-tahapan proses perhitungan secara analisis sehingga hasil perhitungan dapat mengetahui dan menentukan kebijakan usaha yang dijalankan.

Tahap pertama

Mendata Biaya, yaitu Biaya Tetap (BT) atau Fixed Cost (FC) dan Biaya Tidak Tetap (BTT) atau Variable Cost (VC). Menyusun data sebaiknya dalam bentuk tabel, tujuannya adalah mempermudah pengelompokkan dan klasifikasi biaya yang dianalisis.

 

Tahap kedua

Menjumlahkan BT dengan BTT atau FC dengan VC untuk mengetahui besar biaya produksi yang dikerjakan, sehingga menghasilkan Total Biaya (TB). Manfaat dari TB tersebut adalah mengetahui besar Biaya Produksi yang dikerjakan dan nantinya akan menentukan Harga Pokok Produksi (HPP).

Rumusnya : BT + BTT = TB


Tahap ketiga

Harga Pokok Produksi (HPP) diperoleh dari Total Biaya (TB) yang dibahagi dengan Jumlah Produksi (JP). Bagaimana menentukan Jumlah Produksi (JP)? Jumlah produksi dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu pertama mengestimasi (perkiraan/memperkirakan) jumlah produksi yang akan diperoleh, kedua mengerjakan seluruh produksi kemudian jumlah produksi yang diperoleh secara nyata dengan pasti dapat membagi TB, sehingga diperoleh HPP.

Rumusnya : TB/JP = HPP


Tahap keempat

Setelah HPP diketahui maka yang harus ditentukan adalah Harga Jual (HJ). Harga Jual (HJ), diperoleh dari menjumlahkan HPP dengan hasil kali Profit (Pvt) dengan HPP.

Profit (Pvt) diperoleh dari beberapa cara, pertama bisa dengan menaksir besar keuntungan yang akan diperoleh. Ilmu ekonominya, bisa dengan cara Markup atau Margin. Menentukan bobot (dalam persen) keuntungan tersebut, biasanya diambil maksimal 50%.

Pertanyaannya, apakah boleh saya menentukan bobot/besar keuntungannya di atas 50%? Sah-sah saja. hanya kita masih memandang dan mempertimbangkan yang namanya faktor stratifikasi pendapatan masyarakat (penggolongan pendapatan; menengah ke bawah atau menegah ke atas atau dapat dikatakan kelompok orang miskin, berkecukupan,  berkelebihan, berkelimpahan, dan kaya raya). Berikutnya faktor pengalaman usaha, apakah baru memulai usaha, cukup lama atau sudah lama sekali membuka usaha. Kemudian ada juga faktor kompetitor (pesaing), harga pesaing yang sudah banyak pelanggannya. Masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi besar keuntungan yang diperoleh.

Rumus : HJ = HPP + ( Pft% x HPP )


Tahap kelima

Pada tahap ke lima, menetukan Laba Kotor atau Laba Bruto (LB). Laba Bruto (LB) diperoleh dari hasil perkalian antara HJ dengan JP. Biasanya satuannya yang diperoleh adalah perhari. Jika dikalaikan 30 hari, maka keuntungan kotor yang diperoleh cukup besar. namun, perlu untuk diperhitungkan faktor biaya produksi, yaitu TB.

Rumus : LB = HJ x JP


Tahap keenam

Menentukan Keuntungan Bersih atau Laba Bersih atau Laba Netto (LN) adalah selisih hasil dari LB dengan TB.

Rumus : LN = LB - TB

 

Tahap ke tujuh

Menentukan Break Event Point (BEP) ada dua, yaitu BEP unit dan BEP rupiah.

BEP unit, dapat diperoleh dari menetuka besar Biaya Tidak Tetap per unitnya, caranya adalah hasil bagi anatara VC dengan JP

Rumus : VCu = VC/JP

BEP unit adalah Hasil bagi anatar FC dengan hasil selisih dari HJ terhadap VCu

Rumus : BEP unit = FC/(HJ-VCu)

 

Kemudian, untuk BEP rupiah diperoleh dari hasil kali BEP unit dengan HJ.

Rumus : BEP rupiah = BEP unit x HJ

 

Berikut ini adalah contoh perhitungannya


 








































Berikut ini contoh perhitungan yang sesungguhnya, yaitu menghitung biaya produksi untuk makanan olahan nabati khas daerah Kalimantan Selatan. Kue Untuk-Untuk isi Unti

















Selanjutnya, yang perlu diperhitungkan adalah harga beli dengan harga resep perlu dianalisis

 




























 











Kemudian hitung total Biaya Tidak Tetap tersebut, bulatkan nilai desimalnya sehingga mencapai besar biaya dengan harga biaya yang bulat.

Kemudian Jumlahkan dengan Biaya Tetap (BT0 atau Fixed Cost (FC).